BENEKNO DEWE DIII..

IKI AWAKMU SEMG PROMOSI!

Akhmad Faiz Abdulloh (foto kanan) dan Muhammad Turmudzi (foto kiri)

Akhmad Faiz Abdulloh adalah Admin blog ninjakadizab ini, dan Muhammad Turmudzi adalah editorial blog ninjakadizab ini, namun menurut saya sendiri (Akhmad Faiz Abdulloh) dia lebih tepat adalah sahabat saya yang tak akan pernah saya lupakan.

Follow Instagram

follow instagram @ninja_kadizab

Ninja Kadizab TV

Adalah sebuah channel di www.youtube.com

Ninja Kadizab Design

Ninja Kadizab juga memiliki jasa untuk mendesainkan sesuatu untuk anda! cara nya dengan mengirimkan pesan ke medsos milik admin blog ini (Akhmad Faiz Abdulloh)

Editor as Muhammad Turmudzi feat Ninja Kadizab

Kamis, 28 Oktober 2021

Hubungan PGRI dengan EI (Education Internasional)




 e-Poster ilmiah hubungan PGRI dengan EI (Education Internasional)


source : http://pruthpakpahanruth.blogspot.com/2018/07/hubungan-pgri-dengan-educational.html


Rabu, 20 Oktober 2021

Peraturan Organisasi dan Pedoman Administrasi Organisasi (PGRI)




 

Senin, 18 Oktober 2021

apa itu algoritma?

 ketika kamu ingin mempelajari bahasa pemrograman, pasti kata pemrograman dasar yang kamu tuliskan di google atau youtube,entah kamu ingin mempelajari bahasa pemrograman web, pemrograman c++,pemrograman berorientasi objek,pemrograman dasar smk kelas x saat kemu kelas 10 smk/sma,pemrograman python, pemrograman java, pemrograman android, pemrograman visual, pemrograman jaman now, pemrograman mobile, pemrograman arduino, pemrograman komputer. tentu kamu tidak akan luput dan harus mempelajari tentang flowchart algoritma pemrograman pseudocode terlebih dahulu, mempelajari contoh flowchart algoritma dalam kehidupan sehari-hari, dan tutorial cara membuat pseudocode dan flowchart yang merupakan salah satu dasar dasar pemrograman. bahkan tidak akan asing jika menulis pencarian di youtube akan muncul rekomendasi pencarian apa itu algoritma pemrograman, apa itu algoritma youtube, apa itu algoritma shopee, apa itu algoritma higgs domino, apa itu algoritma instagram, apa itu algoritma tiktok, apa itu algoritma facebook, bahkan muncul juga algoritma fafafa terbaru, algoritma bandar qiu qiu, algoritma 5 dragon terbaru. jadi dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa algoritma berguna di manapun. maka dari itu kita harus tahu apa itu algoritma, simak videonyaa




Rabu, 13 Oktober 2021

PGRI Pada Masa Bhakti XXII

 


PGRI Melaksanakan Konkernas I, Masa Bakti XXII, Periode 2019-2024

Konferensi Kerja Nasional (Konkernas) adalah forum organisasi tertinggi kedua di tingkat Pengurus Besar setelah Kongres yang akan berdampak terhadap dinamika organisasi ke bawahnya secara berjenjang. Forum organisasi Pengurus Besar PGRI dalam Konkernas pada dasarnya adalah momentum untuk menyampaikan pendapat, usulan atau aspirasi anggota yang disampaikan melalui pengurus. Plus mengetahui apa yang sudah dikerjakan dan apa yang akan dikerjakan ke depan.

Sebagai organisasi profesi guru yang lahir seratus hari pascakemerdekaan, PGRI sudah bergerak sejak lama dan memiliki perwakilan di setiap daerah. Konkernas PGRI tahun 2020 memiliki sejumlah kepentingan strategis yang akan membantu pemerintah dan mengusung kepentingan anggota organisasi di semua tingkatan. Konkernas digelar di Hotel Golden Boutique, Jakarta, 21-23 Februari 2020 dan dihadiri perwakilan pengurus dari 34 provinsi dan perwakilan pengurus PGRI kabupaten/kota se-Indonesia.

Konkernas bertujuan di antaranya untuk membahas dan menilai pelaksanaan Keputusan Kongres oleh Pengurus Besar, Menetapkan kebijakan umum yang bersifat nasional dan rencana kerja tahunan yang belum ditetapkan dalam kongres baik ke dalam maupun keluar yang tidak bertentangan dengan Keputusan Kongres. Konkernas pertama masa bakti kepengurusan wajib menetapkan program kerja Pengurus Besar untuk tahun berikutnya (Bab XXVII Pasal 74 AD/ART PGRI).

PGRI sebagai organisasi profesi guru yang memperjuangkan suksesnya tujuan pendidikan nasional. Sukses tujuan pendidikan nasional di antaranya dapat diraih dengan sukses guru-gurunya. Peningkatan kompetensi, kesejahteraan dan perlindungan profesi guru menjadi khas perjuangan PGRI. PGRI adalah mitra strategis pemerintah. Bahkan PGRI adalah “kawan pertama” bagi pemerintah dalam mempertahankan kemerdekaan dan mengisi kemerdekaan.

Harapan pemerintah hadirnya SDM Unggul, Indonesia Maju sangat korelatif dan seirama dengan visi perjuangan PGRI. PGRI terus berusaha keras memajukan profesi guru agar lebih kompeten dan maksimal dalam bekerja sebagai aparatur negara bidang pendidikan. Profesi guru yang bergerak dalam bidang pendidikan adalah profesi paling strategis. PGRI memahami hal ini sebagai amanah mulia sekaligus tantangan.

Kini program “Merdeka Belajar” dan “Guru Penggerak” dari pemerintah melalui Kementerian Pendidikan sangat seirama dengan PGRI. Program guru merdeka adalah sebuah peluang bagi para guru untuk lebih maksimal mengabdi lebih kreatif, inovatif, dan menguatkan kolaborasi. Profesi guru lebih independen untuk mengeksplorasi dirinya sebagai pribadi pembelajar dan contoh profesi punya potensi.

Program guru penggerak pun memberi peluang kepada sejumlah guru agar lebih berdaya dan mampu melayani anak didik secara maksimal. Tidak terlalu kaku dan terpasung oleh sejumlah aturan birokrasi yang mainstream. Guru penggerak didesain melakukan lompatan, langkah kebaruan dan sejumlah hal positif terutama dalam melayani anak didik. Tanpa menunggu intruksi, atau aba-aba.

Sejumlah kebijakan pemerintah sa’at ini direspon positif oleh publik guru. Mulai dari penyederhanaan administrasi guru, otonomi luas pada manajemen internal sekolah, pelaporan dana BOS yang lebih fleksibel, anggaran untuk guru honorer diperbesar sampai maksimal 50 persen, sistem zonasi yang lebih proporsional dan afirmatif pada masyarakat, plus perubahan asesmen peserta didik yang lebih mengedepankan karakter. Pendidikan membutuhkan angka tetapi nilai karakter kini lebih diprioritaskan.

Selain sejumlah regulasi yang direspon positif oleh publik guru masih ada sejumlah harapan dan aspirasi para guru terkait peningkatan kesejahteraan, status, dan martabat guru. Harapan semua guru mendapatkan UMR adalah harapan yang wajar dan layak dipertimbangkan oleh pemerintah. Termasuk penuntasan program PPPK bagi yang sudah lolos seleksi atau yang akan seleksi. Dana BOS dan pencairan TPG yang tepat waktu dan tepat jumlah pun jadi harapan para guru.

Hal lebih penting lagi adalah perjuangan PGRI terhadap nasib guru honorer dan urgensitas revisi UU ASN sebagai upaya meningkatkan muruah guru. Martabat dan muruah guru Indonesia berkelindan dengan nasib guru honorer. Perbaikan status dan kesejahteraan guru honorer adalah utama. PGRI percaya dan sabar menunggu sikap pemerintah yang sedang berusaha mencari jalan keluar memperbaiki nasib guru honorer. PGRI akan terus memperjuangkan dan mengawal nasib guru honorer sampai status dan kesejahteraan setiap guru honorer mendapatkan haknya.

Hal lainnya adalah pentingnya mempertimbangkan agenda resentralisasi guru. Resentralisasi guru adalah mengembalikan tata kelola guru oleh pemerintah pusat terkait rekrutmen, penganggaran dan peningkatan kompetensinya. Guru adalah kekuatan negara, resentralisasi guru adalah sebuah alternatif di saat agenda penguatan SDM menjadi prioritas. TNI, Polri adalah penjaga kedaulatan dan ketertiban negara yang dikelola oleh pemerintah pusat. Saat ini kedaulatan dan ketertiban negara dan bangsa sangat terkait dari hasil proses pendidikan.

PGRI akan terus tegak berdiri menjadi mitra pemerintah dan mendukung tata kelola guru yang lebih efektif, berdaya, sejahtera, dan terlindungi. PGRI dengan jaringan di semua wilayah Indonesia sampai pelosok gunung dan sudah ada struktur kepengurusan di setiap desa, maka sangat strategis bila digerakkan bersama untuk kemajuan SDM Indonesia. Tema Konkernas kali ini adalah “Peran Strategis PGRI dalam Mewujudkan SDM Indonesia Unggul” adalah sebuah tema kemitraan yang seirama antara PGRI dengan pemerintah. (DNK)

 

__ Telah diterbitkan oleh PGRI.OR.ID dengan Judul yang sama.

 

 

source : https://pgridki.or.id/home/info_detail/11


Rabu, 06 Oktober 2021

PGRI dalam Era (Pra Kemerdekaan, Kemerdekaan, Disrupsi)

 



Semangat keindonesiaan telah lama tumbuh di kalangan guru-guru Indonesia. Organisasi perjuangan  guru-guru pribumi pada zaman Belanda berdiri pada tahun 1912 dengan nama Persatuan Guru Hindia  Belanda (PGHB). Organisasi ini bersifat unitaristik yang anggotanya terdiri dari para Guru Bantu, Guru  Desa, Kepala Sekolah, dan Penilik Sekolah. Dengan latar pendidikan yang berbeda-beda mereka  umumnya bertugas di Sekolah Desa dan Sekolah Rakyat Angka Dua yang menggunakan bahasa  pengantarnya bahasa daerah ditambah bahasa Melayu.  

Tidak mudah bagi PGHB memperjuangkan nasib anggotanya yang memiliki pangkat, status sosial dan  latar belakang pendidikan yang berbeda. Sejalan dengan itu, di samping PGHB berkembang pula  organisasi guru baru antara lain Persatuan Guru Bantu (PGB), Perserikatan Guru Desa (PGD), Persatuan  Guru Ambachtsschool (PGAS), Perserikatan Normaalschool (PNS), Hogere Kweekschool Bond (HKSB);  di samping organisasi guru yang bercorak keagamaan, kebangsaan atau lainnya seperti Christelijke  Onderwijs Vereneging (COV), Katolieke Onderwijsbond (KOB), Vereneging Van Muloleerkrachten (VVM), dan Nederlands Indische Onderwijs Genootschap (NIOG) yang beranggotakan semua guru  tanpa membedakan golongan agama. Perjuangan guru tidak lagi berfokus pada perbaikan nasib serta  kesamaan hak dan posisi dengan Belanda, melainkan telah memuncak menjadi perjuangan nasional  dengan teriak “merdeka”. 

Pada tahun 1932, dengan penuh kesadaran, 32 organisasi guru yang berbeda-beda latar belakang,  paham dan golongan sepakat bersatu mengubah nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB)  menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Pengubahan nama ini mengejutkan pemerintah Belanda,  karena penggunaan kata “Indonesia” yang mencerminkan semangat kebangsaan sangat tidak  disenangi oleh Belanda. Sebaliknya, kata “Indonesia” ini sangat didambakan oleh guru dan bangsa  Indonesia. Perjuangan PGI bukan lagi sekadar nasib guru, melainkan memuncak pada kesadaran dan  cita-cita kemerdekaan. Pada zaman pendudukan Jepang segala organisasi dilarang, sekolah ditutup, dan Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan aktivitas. 

Seratus hari setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, tepatnya tanggal 23-25 November  1945 berlangsung Kongres Guru Indonesia di Surakarta. Kongres berlangsung di Gedung  Somaharsana (Pasar Pon), Van Deventer School, Sekolah Guru Puteri (sekarang SMP Negeri 3  Surakarta). Melalui kongres Guru Indonesia, segala perbedaan antara organisasi guru yang didasarkan  perbedaan tamatan di lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, aliran politik, agama, dan suku  sepakat dihapuskan. Para pendiri merupakan guru-guru yang aktif mengajar, pensiunan guru yang  aktif berjuang, dan pegawai pendidikan Republik Indonesia yang baru dibentuk. Mereka meniadakan  perbedaan latar belakang dan sebagainya demi bersatu untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. 


Sejak kongres Guru Indonesia (kongres ke-1 PGRI), semua guru Indonesia menyatakan dirinya bersatu  dalam satu wadah PGRI. 


Sejak lahirnya, PGRI bersifat unitaristik, independen, dan non-partisan. Keanggotaanya tanpa  memandang ijazah, status, tempat bekerja, jenis kelamin, latar belakang agama, dan lain sebagainya.  Kelahiran PGRI sebagai wadah pemersatu guru yang sedang mengalami revolusi kemerdekaan  merupakan manifestasi rasa tanggung jawab dan kesadaran kaum guru Indonesia dalam memenuhi  kewajiban akan pengabdiannya serta partisipasinya kepada perjuangan menegakkan dan mengisi  kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Para guru yang mengadakan kongres  serentak bersatu mengisi kemerdekaan dengan tiga tujuan: (1) mempertahankan dan  menyempurnakan Republik Indonesia; (2) mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan; dan (3) membela hak dan nasib buruh umumnya, guru pada  khususnya. 

Dalam rona dan dinamika politik yang sangat dinamis, PGRI tetap setia dalam pengabdiannya sebagai  organisasi profesi yang bersifat unitaristik, independen, dan nonpartisan. Untuk itulah, sebagai  penghormatan kepada guru, Pemerintah Republik Indonesia melalui Keputusan Presiden Nomor 78  Tahun 1994, menetapkan hari lahir PGRI tanggal 25 November sebagai Hari Guru  Nasional, dan selalu diperingati setiap tahun. 

Tahun 1998, arus semangat reformasi melanda negeri. Perubahan situasi politik masa itu turut  memengaruhi arah perjuangan organisasi. Di masa awal reformasi, PGRI menghadapi tantangan dalam  lingkup global, nasional, dan organisasional. Tantangan global, khususnya di abad ke-21 yang ditandai  dengan berbagai perubahan yang berlangsung cepat terutama dalam ilmu pengetahuan dan teknologi  dengan segala dampaknya. Lingkungan yang sedang berubah secara global memerlukan pola kerja  dalam bentuk kerja tim; memerlukan sumber daya manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan  teknologi (iptek); masyarakat meritokratik yang lebih menghargai prestasi daripada status dan asal usul; dan menghormati orang yang mampu melaksanakan tugasnya secara efektif dan produktif. 

PGRI memosisikan diri sebagai mitra strategis pemerintah dan pemerintah daerah. Perjuangan  konsisten PGRI dalam meningkatkan harkat martabat dan muruah para guru banyak membuahkan  hasil. Di antaranya; PGRI lahirnya Undang-Undang Nomor 14/2005 tentang Guru dan Dosen yang  dikuatkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 74/2008 yang berimplikasi adanya tunjangan profesi  yang hingga kini dinikmati para pendidik di seluruh tanah air; terbentuknya Ditjen Guru dan Tenaga  Kependidikan (dulu Ditjen PMPTK) yang mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan  pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan guru, pendidik lainnya, dan tenaga kependidikan; Pengadaan guru bantu yang kemudian diangkat menjadi PNS. PGRI terus berkomitmen dalam  memperjuangkan nasib para guru honorer kategori maupun non-kategori khususnya yang berusia di  atas 35 tahun agar diberikan kesempatan menjadi ASN melalui jalur ASN-PPPK maupun jalur CPNS. 

Memasuki abad ke-21 yang ditandai dengan kemajuan teknologi informasi di segala bidang, terjadi  perubahan cara dan banyak inovasi bermunculan. PGRI perlu mengubah mindset pengurus dan  anggota agar cepat beradaptasi dalam struktur, kultur, substansi, dan sumberdaya berjalan efektif.  Menghadapi perubahan dunia yang semakin mengglobal, PGRI harus terus memantapkan posisinya  sebagai organisasi profesi berbasis soliditas dan solidaritas anggota serta komitmen pengurus. Secara  struktural dan fungsional, arah perjuangan PGRI mulai bergerak ke arah profesi yang modern dengan  mentransformasi PGRI menjadi kekuatan moral intelektual dengan tidak meninggalkan elan perjuangan  sebagai organisasi perjuangan dan ketenagakerjaan. Modernisasi organisasi sesuai kebutuhan  dilakukan antara lain dengan membentuk alat perangkat kelengkapan organisasi sesuai kebutuhan  seperti PGRI Smart Learning and Character Center (PGRI SLCC), Lembaga Kajian Kebijakan Pendidikan,  dan kini tengah digagas Pusat Pengembangan Profesi Pendidik. Hadirnya PGRI SLCC menunjukkan  keseriusan PGRI dalam upaya meningkatkan kompetensi guru di bidang teknologi dalam menghadapi  perubahan di era revolusi industri 4.0.  

PGRI terus memperkuat jati dirinya sebagai organisasi profesi yang modern dan dapat merespon  kebutuhan berdasarkan zamannya. Penguatan peran Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis (APKS)  sebagai wadah peningkatan kompetensi para guru yang digelorakan dari guru dan oleh guru sebagai  upaya PGRI memberikan kesempatan setara tanpa membedakan status para guru untuk meningkatkan  kapasitas profesinya. 

PGRI sebagai organisasi pembelajar harus lebih siap berantisipasi dan beradaptasi terhadap berbagai  perkembangan, dapat mengakselerasi dan mengembangkan proses, hasil dan layanan yang baik. Di  era keterbukaan saat ini, PGRI harus cakap belajar dari pesaing dan mitra. Seluruh lini organisasi  sedapat mungkin dapat melancarkan transfer pengetahuan dari satu bagian ke bagian lain,  memberdayakan semua sumberdaya manusia dalam berbagai jenjang organisasi. 

Di usia yang ke-75, semoga PGRI semakin jaya dan terus memberi arti untuk Indonesia.  

Jakarta, 25 November 2020 

Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia



source :

https://www.pgrimagelang.com/p/sejarah-persatuan-guru-republik.html?m=1

https://kompaspedia.kompas.id/baca/infografik/kronologi/perjalanan-pgri-dari-masa-ke-masa

Selasa, 05 Oktober 2021

aplikasi penghasil uang legit

 Kumpulan aplikasi penghasil uang gratisan yang wajib kamu coba


Sering - sering mampir kesini yaaa... Karena akan ada DANA KAGET yang bakal kami bagikan hanya melalui link dibawah ini.